27 Oktober 2012 pukul 18:39
Ronggolawe,panglima perang yg sakti mandraguna resah,gundah gulana luar biasa.Setelah Raden Wijaya mengalahkan Jayakatwang dan mengusir tentara Mongol dan kemudian diangkat menjadi raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jaya Wardhana,dilakukanlah power sharing.
Tokoh2 yang berjasa seperti Lembu Sora,Kebo Anabrang diangkat menjadi menteri.Ronggolawe diangkat menjadi menteri luar negeri sekaligus bupati tuban,kota yg pada masa itu terkenal sebagai pelabuhan laut internasional.Yang menjadi polemik adalah diangkatnya Nambi sebagai Mahapatih.Dimata Ronggolawe,Nambi tidak layak dan kurang berkeringat untuk diangkat menjadi mahapatih.
Kegusaran Ronggolawe semakin menjadi-jadi setelah dihasut oleh Dyah Halayudha alias Mahapati (Ramapati)yang tidak kebagian jabatan ketika power sharing dilakukan.Ternyata diangkatnya Nambi sebagai Mahapatih merupakan balas jasa Raden Wijaya kepada Arya Wiraraja,bupati Sumenep yg juga ayah Nambi yang telah melindungi pelarian Raden Wijaya dari kejaran tentara Jayakatwang.
Ending dari protes Ronggolawe sudah kita ketahui bersama:
Prabu Kertarajasa Jaya Wardhana mengirimkan tentara yang dipimpin Kebo Anabrang untuk menumpas pemberontakan Ronggolawe.Ternyata jauhnya Tuban-Trowulan membuat berita protes Ronggolawe berubah menjadi sebuah pemberontakan.Semua adalah ulah Dyah Halayudha yang menghasut sang prabu demi cita-citanya menjadi Mahapatih.
Akhirnya Kebo Anabrang berhasil menewaskan Ronggolawe,rekan seperjuangannya dulu dalam pertempuran seru di atas sungai tambak beras.Ronggolawe yang sakti mandraguna dan pendekar pilih tanding ternyata punya kelemahan dalam pertempuran di atas air.Melihat Ronggolawe gugur dalam perang tanding melawan Kebo Anabrang,murkalah sang paman yaitu Lembu Sora.
Dengan sekali tikam,matilah Kebo Anabrang.Inilah dikemudian hari membuat Mahisa Taruna anak Kebo Anabrang berusaha menuntut balas kepada Lembu Sora.
Hahay,ini hanya kisah kepahlawanan atas legenda Ronggolawe yang begitu dibanggakan orang tuban.
Kisah menjelang akhir hidupnya berkisar antara power sharing,ketidakpuasan atas power sharing serta adanya politik adu domba dan pecah belah yang bahkan bisa memisahkan dua figur yg sangat dekat : Raden Wijaya dan Ronggolawe.
Kekuasaan memang legit seperti roti,manis seperti madu.Itulah kenapa banyak orang yg ingin merasakannya...ingin meraihnya.
Mungkin tidak ada bedanya dengan dunia perpolitikan di zaman sekarang Era Reformasi yang sudah berjalan walaupun dengan tertatih-tatih dan terkadang merintih....
Politik ada di mana2... Di kampung di kota, dari kelas Rt sampai dengan kelas Mentri, penuh Intrik dan Permainan kelas Tinggi.....
SEMUA BERKATA DEMI RAKYAT INDONESIA........
RAKYAT YANG JADI ALAS KAKI PARA PENGUASA YANG GILA HARTA DAN KEKUASAAN.........!!!
Udah ah... Capek pusing jd pengen Muntah nih, masuk angin hehe*
Kunjungi: Catatanku di Facebook
(Di sarikan dari berbagai Sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar