Oleh: Samsuto Sumenep
4 hari setelah lebaran, anak-anak mulai rewel minta jalan ke Taman safari. Hari minggu perjalanan ke puncak bogor yang biasa padat dan macet, mungkin karena masih suasana lebaran masih sepi. Tol masih sangat lengang sehingga mempengaruhi keberanian saya bawa mobil yang biasanya dengan kecepatan kayak siput jadi kayak kijang. Istri dan anak-anak sempet meledek, mentang-mentang mau ketemu temannya jadi agak berani.
Memasuki Taman safari langsung disuguhi berbagai ragam binatang, mulai yang berasal dari jawa dan seluruh indonesia, juga dari manca negara. Anak - anak yang baru pertama kali di ajak kesini berteriak kegirangan. Turun naik jalan di lokasi membuat sedikit lelah. Waktu sudah siang dan saatnya kami beristirahat makan dan sholat Dhuhur.
Musholla yang kecil tapi bagus membuat lelah yang begitu terasa menjadi segar. Tanaman di depan Musholla berimbun membawa sejuk. Beberapa binatang kecil membuat sarang disana.
Tapi yang paling mencolok, seekor Laba-laba sebesar jempol orang dewasa nampak begitu gagahnya membuat sarang di antara batang-batang pohon dan dedaunan. Melihat Laba-laba tersebut saya teringat salah satu surat di Al-Qur'an yang mengabadikan namanya menjadi salah satu nama suratnya. Saya pun tertarik untuk mengamati dari dekat apa saja kelebihan dari binatang yang mendapat kehormatan tersebut.
Yang pertama menarik buat saya adalah sarangnya. Sarangnya yang saya perkirakan ukurannya sekitar 1.5 meter x 1.5 meter tersangkut dibeberapa pucuk batang yang saling berjauhan. Mengingat tubuh binatang tersebut yang hanya sebesar jempol, maka terbayang di benak saya betapa beratnya ketika merangkai jaring-jaring yang indah tersebut. Saya sangat yakin walaupun tidak mengamati dari awal terbentuknya jaring tersebut. Pastinya binatang ini sangat bekerja keras dalam membuatnya. Karena kalau diukur dari badannya yang kurang lebih sekitar 5 s/d 7 CM sementara jarak antar batang di empat sudut yang menjadi pengikat utama dari jaringnya sekitar 1.5 s/d 2 Meter. Maka bisa di pastikan Laba-laba ini harus melompat sekitar 25 kali lipat dari lebar atau tinggi tubuhnya.
Dan dari bentuk lingkaran jaringnya bisa kita lihat ke indahannya. kesamaan siku dan tidak beda jauhnya antar jarak adalah bagian dari keindahan lainnya. Juga bagaimana cara merangkainya yang pasti butuh kerja keras yang tinggi.
Dari saya kecil sampai sekarang ini, dan dari ladang-landang yang ada di kampung saya, banyak juga sy temui Laba-laba yang seperti ini. Cuma memang ukurannya lebih kecil dan jenisnya berbeda. Tapi yang menjadi catatan saya adalah bentuk jaringnya nyaris semua hampir sama.
Mulai dari model rancang bangunnya sampai posisi terahir dimana Laba-laba yang sudah selesai memposisikan di tengah jaring menunggu mangsa yang masuk dalam perangkapnya.
Dan setelah selesai membangun semua. Maka hal menarik berikutnya adalah Laba-laba memposisikan diri untuk menikmati dari kerja jaringnya yang sudah di bangun dengan kerja kerasnya.
Karena saat itu dan sampai hari ini saya sedang semangat-semangatnya belajar menulis, maka saya langsung terbesit apa hikmah yg bisa saya ambil dari Mahluk Tuhan yang sedang ada di hadapan saya ini. Terkait dengan menulis.
Penulis ternyata sesuatu yang harus melalui proses yang luar biasa. Kesabaran dan ketekunan menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Saya yang sampai hari ini dengan segala keterbatasan sangat merasakan itu. Saya sadar harus bekerja keras untuk belajar mendalami dan melatih diri untuk menjadi penulis sesuai keinginan saya.
Dan melihat jaring Laba-laba tadi saya melihat potensi yang sama dengan seorang penulis yang bisa menyelesaikan jaringanya dengan baik. Maka suatu saat nanti selain bisa memberi bentuk ke indahan di bumi ini dengan karya-karyanya. Juga bisa dapat Fasif Income yang luar biasa.
JK Rowling penulis Harry Potter bisa mengalahkan Ratu Elizabet yang kekayaannya di kumpulkan sekian puluh tahun dan harus menjajah puluhan bangsa lain. Tapi JK Rowling hanya 5 sd 10 tahun bisa mengalahkannya.
Masih tidak mau menulis ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar