15 Juli 2014

Catatan Ridho Al Kamil | Instropeksi Diri

Di Tulis Oleh: Ust. Ridho Al Kamil 

Assalamualaikum.... Wr.wb

Hati manusia sesungguhnya bersih atau bersinar, namun suka tertutupi oleh awan kemaksiatan hingga sinarnya menjadi tidak tampak. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan awan yang menutupi cahaya hati kita. 


Bagaimana caranya?

1.Introspeksi diri
2.Perbaiki diri / Taubat
3.Membaca Al Qur-an dan mentadabburi
4.Amal shaleh
5.Dzikir
6.Bergaul dg orang" shaleh
7.Sedekah
8.Mengingat mati
9.Menghadiri majelis ilmu
10.Berdo'a

Introspeksi Diri

Introspeksi diri dalam bahasa arab disebut Muhasabatun Nafsi, artinya mengidentifikasi apa saja penyakit hati kita. Dg introspeksi diri maka kita akan tahu apa sebenarnya penyakit hati yang dideritanya kita .

Memperbaiki Diri / Taubat

Perbaiki diri dalam bahasa populer disebut taubat. Ini merupaka tindak lanjut dari introspeksi diri. Ketika melakukan introspeksi diri, kita kan menemukan kekurangan atau kelemahan diri kita. Nah kekurangan-kekurangan tersebut harus kita perbaiki secara bertahap. Alangkah rugi kalau kita hanya pandai mengidentifikasi kelemahan diri tapi tidak memperbaikinya. 

Membaca dan Tadabbur Al Qur’an

Tadabbur Al Qur’an artinya menelaah isi al Qur’an, lalu menghayati dan mengamalkannya. Hati itu bagaikan tanaman yang harus dirawat dan dipupuk. Nah, di antara pupuk hati adalah tadabbur Qur’an. Allah menyebutkan orang-orang yang tidak mau mentadabburi Qur’an sebagai orang yang tertutup hatinya. Artinya, kalau hati kita ingin terbuka dan bersinar, maka tadabbur Qur’an. 

Menjaga Kelangsungan Amal Saleh

Amal shaleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridhoi Allah SWT. Apabila kita ingin memiliki hati yang bening, jagalah keberlangsungan amal saleh sekecil apapun amal tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Alloh tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit.” (HR. Bukhari)

Mengisi Waktu dengan Dzikir

Dzikir adalah ingat atau mengingat. Dzikrulloh artinya selalu mengingat Allah. Ditinjau dari segi bentuknya, ada dua macam dzikir. Pertama, Dzikir Lisan artinya ingat kepada Allah dengan melafadzkan ucapan-ucapan dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa Ilaaha ilallah, dll. Kedua Dzikir Amali artinya dzikir (ingat) kepada Allah dalam bentuk penerapan ajaran-ajaran Allah SWT dalam kehidupan. Misalnya jujur dalam bisnis, tekun saat bekerja, dll. Hati akan bening kalau hidup selalu diisi dengan dzikir lisan dan dzikir amali.

Bergaul dengan Orang-orang Shaleh

Lingkungan akan mempengaruhi perilaku seseorang. Karena itu, kebeningan hati erat juga kaitannya dengan siapakah yang menjadi sahabat-sahabat kita. Kalau kita bersahabat dengan orang yang jujur, amanah, taat pada perintah Allah, tekun bekerja, semangat dalam belajar, dll, diharapkan kita akan terkondisikan dalam suasana kebaikan. Sebaliknya, kalau kita bergaul dengan orang pendendam, pembohong, pengkhianat, lalai akan ajaran-ajaran Allah SWT, dikhawatirkan kita pun akan terseret arus kemaksiatan tersebut.

Berbagi dengan Fakir, Miskin, dan Yatim

Sedekah atau berbagi cinta dan ceria dengan saudara-saudara kita yang fakir, miskin, dan yatim merupakan cara yang sangat efektif untuk meraih kebeningan hati, sebab dengan bergaul bersama mereka kita akan merasakan penderitaan orang lain.

Mengingat Mati

Modal utama manusia adalah umur. Umur merupakan bahan bakar untuk mengurangi kehidupan. Kebeningan hati berkaitan erat dengan kesadaran bahwa suatu saat bahan bakar kehidupan kita akan menipis dan akhirnya habis. Kesadaran ini akan menjadi pemicu untuk selalu membersihkan hati dari awan kemaksiatan yang menghalangi cahaya hati.

Menghadiri Majelis Ilmu

Hati itu bagaikan tanaman, ia harus dirawat dan dipupuk. Di antara pupuk hati adalah ilmu. Karena itu, menghadiri majelis ilmu akan menjadi media pensucian hati.

Berdo’a kepada Allah SWT

Allah SWT berkuasa untuk membolak-balikan hati seseorang. Karena itu sangat logis kalau kita diperintahkan untuk meminta kepada-Nya dijauhkan dari hati yang busuk dan diberi hati yang hidup dan bening.

Allah tidak melihat kesempurnaan kita dalam menjalani sesuatu, akan tetapi niat tulus yang disertai usaha untuk menjalankannya. Karena kita tidak bisa sempurna, maka biarkanlah Allah yang akan menyempurnakannya. Begitu pun dalam menata hati, kita harus senantiasa menatanya untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Demikian yg bisa saya share,semoga ada manfaatnya.
aamiin...

Mohon maaf apabila dalam tulisan ini ada kekurangan atau salah kata ,mohon kiranya bagi para sahabat fb/ pembaca berkenan untuk memberikan bimbingan.....Trim's.

Wassalam
#saling_senyum 

Tidak ada komentar: