Di Tulis Oleh: Ust. Ridho Al Kamil
Assalamualaikum .... Wr.Wb
Sedekah bukan berupa uang atau materi saja…..membantu orang di sekitar kita atau bermanfaat buat lingkungan (apapun itu) termasuk sedekah juga…..
bahkah tersenyum saja itu termasuk sedekah
Senyum itu sedekah.... Begitu mudah untuk mendapat pahala sedekah tanpa mengeluarkan uang atau keringat! Tapi, benarkah senyum itu mudah?
Senyum adalah luapan batin. Ia merupakan ciri khas makhluk Ÿά̲♌ƍ bernama manusia. Manusia mudah jatuh hati pada seseorang Ÿά̲♌ƍ tersenyum. Senyum juga mampu menumbuhkan rasa gembira, menyebabkan hati menjadi damai. Senyum juga mampu mengusir duka.
Sebaliknya, tanpa senyum, orang akan menjauhkan diri dari kita. Manusia cenderung untuk tidak menyukai sikap sombong, angkuh, kasar dan bengis…dan semua itu wujud tanpa senyuman.
Senyum itu mudah akan ttp senyuman yang tulus itu sukar. Senyuman Ÿά̲♌ƍ dusta juga bukan suatu yang mudah. Oleh itu senyum yang menjadi sedekah juga bukan semudah Ÿά̲♌ƍ kita bayangkan. Sesungguhnya, “Senyum itu akan terasa berat dilakukan bagi jiwa Ÿά̲♌ƍ belum dibiasakan dengan kebaikan…
Pepatah China mengatakan, “Seseorang Ÿά̲♌ƍ tak memiliki senyum seharusnya tidak membuka toko.” Wiraniaga, pelaku bisnis, siapa pun Ÿά̲♌ƍ kehidupannya bergantung pada pelanggan atau dukungan orang lain harus belajar cara mempraktikkan senyum Ÿά̲♌ƍ indah
Ada sebuah timbal balik Ÿά̲♌ƍ terjadi, bahwa jika kita membuat orang lain merasa nyaman dengan tersenyum dan menyapanya dengan positif, mereka juga akan ingin membalas dengan memberi kita perlakuan serupa
Jikalau kita sendiri sering mencemberutkan muka, maka bagaimanakah hidup ini bisa kita rasakan indah.
Senyum keluar dari lubuk hati, tidak menyombongkan juga tidak merendahkan diri, juga bukan memperdaya golongan Ÿά̲♌ƍ lemah, juga bukan sanjungan bagi mereka Ÿά̲♌ƍ kuat. Senyuman yang dipergunakan untuk menyanjung-nyanjung itu adalah suatu senyuman yang palsu, dan kedok itu tidak akan bertahan lama, begitu telah tercapai tujuan dan tidak diperlukan lagi, mereka pasti akan menanggalkan topeng itu, dan muncullah wajah mereka yang asli.
Senyum Ÿά̲♌ƍ tulus dan ikhlas biasa keluar dengan sendirinya tanpa disadari oleh kita.
senyuman Ÿά̲♌ƍ tulus lahir dari orang yang bisa berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri adalah sikap hidup seikhlas-ikhlasnya. Mencoba keluar dari konflik batin dan menjalani hidup ”apa adanya .
Sesungguhnya senyuman kecil saja Ÿά̲♌ƍ kita lakukan dengan ikhlas akan membuat damai hati orang lain yang melihat kita. Dan secara tidak langsung kita telah memberi tenaga positif bagi orang lain. Maka teruslah tersenyum dengan hati, dan kemudian akan muncul keikhlasan dalam diri. Tak sekadar untuk kita, tetapi juga untuk mereka Ÿά̲♌ƍ tak kunjung memiliki senyuman.
Sampai [ϑ̲̅i̲̅] sini saya harus berhenti. Bagaimana saya berhotbah tentang senyum Ÿά̲♌ƍ tulus padahal saya sendiri susah senyum kok
н̣̣̣̝̇̇̇є̲̣̣̣̥"̮н̲̣̣̣̥є̲̣̥ "̮ н̣̣̣̝̇̇̇є̲̣̣̣̥"̮н̲̣̣̣̥є̲̣̥
mɑ̤̥̈̊tor sɑ̤̥̈̊kɑ̤̥̈̊lɑ̤̥̈̊ngko♌ƍ
Sedekah bukan berupa uang atau materi saja…..membantu orang di sekitar kita atau bermanfaat buat lingkungan (apapun itu) termasuk sedekah juga…..
bahkah tersenyum saja itu termasuk sedekah
Senyum itu sedekah.... Begitu mudah untuk mendapat pahala sedekah tanpa mengeluarkan uang atau keringat! Tapi, benarkah senyum itu mudah?
Senyum adalah luapan batin. Ia merupakan ciri khas makhluk Ÿά̲♌ƍ bernama manusia. Manusia mudah jatuh hati pada seseorang Ÿά̲♌ƍ tersenyum. Senyum juga mampu menumbuhkan rasa gembira, menyebabkan hati menjadi damai. Senyum juga mampu mengusir duka.
Sebaliknya, tanpa senyum, orang akan menjauhkan diri dari kita. Manusia cenderung untuk tidak menyukai sikap sombong, angkuh, kasar dan bengis…dan semua itu wujud tanpa senyuman.
Senyum itu mudah akan ttp senyuman yang tulus itu sukar. Senyuman Ÿά̲♌ƍ dusta juga bukan suatu yang mudah. Oleh itu senyum yang menjadi sedekah juga bukan semudah Ÿά̲♌ƍ kita bayangkan. Sesungguhnya, “Senyum itu akan terasa berat dilakukan bagi jiwa Ÿά̲♌ƍ belum dibiasakan dengan kebaikan…
Pepatah China mengatakan, “Seseorang Ÿά̲♌ƍ tak memiliki senyum seharusnya tidak membuka toko.” Wiraniaga, pelaku bisnis, siapa pun Ÿά̲♌ƍ kehidupannya bergantung pada pelanggan atau dukungan orang lain harus belajar cara mempraktikkan senyum Ÿά̲♌ƍ indah
Ada sebuah timbal balik Ÿά̲♌ƍ terjadi, bahwa jika kita membuat orang lain merasa nyaman dengan tersenyum dan menyapanya dengan positif, mereka juga akan ingin membalas dengan memberi kita perlakuan serupa
Jikalau kita sendiri sering mencemberutkan muka, maka bagaimanakah hidup ini bisa kita rasakan indah.
Senyum keluar dari lubuk hati, tidak menyombongkan juga tidak merendahkan diri, juga bukan memperdaya golongan Ÿά̲♌ƍ lemah, juga bukan sanjungan bagi mereka Ÿά̲♌ƍ kuat. Senyuman yang dipergunakan untuk menyanjung-nyanjung itu adalah suatu senyuman yang palsu, dan kedok itu tidak akan bertahan lama, begitu telah tercapai tujuan dan tidak diperlukan lagi, mereka pasti akan menanggalkan topeng itu, dan muncullah wajah mereka yang asli.
Senyum Ÿά̲♌ƍ tulus dan ikhlas biasa keluar dengan sendirinya tanpa disadari oleh kita.
senyuman Ÿά̲♌ƍ tulus lahir dari orang yang bisa berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri adalah sikap hidup seikhlas-ikhlasnya. Mencoba keluar dari konflik batin dan menjalani hidup ”apa adanya .
Sesungguhnya senyuman kecil saja Ÿά̲♌ƍ kita lakukan dengan ikhlas akan membuat damai hati orang lain yang melihat kita. Dan secara tidak langsung kita telah memberi tenaga positif bagi orang lain. Maka teruslah tersenyum dengan hati, dan kemudian akan muncul keikhlasan dalam diri. Tak sekadar untuk kita, tetapi juga untuk mereka Ÿά̲♌ƍ tak kunjung memiliki senyuman.
Sampai [ϑ̲̅i̲̅] sini saya harus berhenti. Bagaimana saya berhotbah tentang senyum Ÿά̲♌ƍ tulus padahal saya sendiri susah senyum kok
н̣̣̣̝̇̇̇є̲̣̣̣̥"̮н̲̣̣̣̥є̲̣̥ "̮ н̣̣̣̝̇̇̇є̲̣̣̣̥"̮н̲̣̣̣̥є̲̣̥
mɑ̤̥̈̊tor sɑ̤̥̈̊kɑ̤̥̈̊lɑ̤̥̈̊ngko♌ƍ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar